Ingin Berlangganan

Selamat Datang!

Tata Cara Sujud Sahwi

Assalamu'alaikum Wr. Wb 
Ahlan Wasahlan Semuanya, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan kepada kita semuanya dan diberikan kelancaran dalam beraktivitas. Amiennn

Tata Cara Sujud Sahwi

Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan seseorang yang dalam shalatnya. Rasulullah Saw. bersabda, "Saya ini hanyalah manusia biasa, saya juga lupa sebagaimana kalian. Oleh sebab itu jika saya lupa, maka ingatkanlah" (Al-Hadits).

Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud sebelum atau sesudah salam. Tatacara dan bacaan sujud sahwi sama seperti sujud dalam shalat. Dalam sebuah hadits shahih dari Said Al-Khudri, Rasulullah Saw. bersabda, "Jika seseorang di antaramu ragu-ragu dalam shalatnya, hingga tak tahu berapa rakaat yang sudah dikerjakannya, apakah tiga ataukah empat, maka sebaiknya ia menghilangkan mana yang diragukan dan menetapkan mana yang diyakini, kemudian sujud dua kali sebelum salam."

Dalam shahih Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Dzul Yadain pernah melakukan sujud sahwi sesudah salam. Namun, yang paling utama adalah mengikuti sebab-sebab yang mengharuskan seseorang melakukan sujud sahwi. Kalau datangnya sebab sebelum salam, hendaklah sujud sahwi sebelum salam. Sebaliknya, bila diketahui sesudah salam, maka sujudlah setelah salam. Rasulullah Saw. bersabda, "Jika shalat seseorang berlebih atau kurang, maka hendaklah ia sujud dua kali" (HR Muslim).

Hal-hal yang mengharuskan sujud sahwi:

1. Bila memberi salam sebelum sempurna jumlah rakaat shalat. Ibnu Sirin dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah Saw. shalat bersama kami pada salah satu shalat siang (Dzhuhur atau Ashar), ternyata beliau hanya shalat dua rakaat saja dan memberi salam. Beliau lalu pergi ke sebuah kayu yang melintang di masjid dan bertelekan di atasnya, seolah-olah sedang marah. Tangan kanannya diletakkan di atas tangan kirinya sambil mengeramkan jari-jarinya. Sedang pipinya diletakkan di atas telapak tangan kirinya bagian luar. Orang-orang pun bergegas keluar sambil mengatakan, 'shalat diqasharkan.' Di antara orang banyak itu ada Abu Bakar dan Umar. Tapi keduanya segan untuk menanyakan hal itu. Seorang laki-laki bernama Dzul Yadain bertanya, 'Ya Rasulullah, apakah anda lupa ataukah shalat tadi memang di-qashar?' Beliau bersabda, 'Saya tidak lupa dan shalat tidak pula di-qashar.' Beliau lalu bertanya, 'Betulkah apa yang dikatakan Dzul Yadain itu?' Para shahabat menjawab, 'Benar.' Maka beliau pun kembali ketempatnya semula dan menyelesaikan kekurangan rakaat yang tertinggal, kemudian memberi salam. Setelah salam, beliau takbir lalu sujud sebagaimana sujud biasa, tapi agak panjang sedikit. Lalu mengangkat kepala dan takbir. Kemudian beliau takbir lagi dan sujud seperti sujud biasa, tapi agak lama, lalu mengangkat kepalanya kembali" (HR. Bukhari dan Muslim).

2. Apabila kelebihan rakaat dalam shalat. Ibnu Mas'ud berkata, "Suatu ketika Rasulullah Saw. shalat Dzuhur, lalu ditanya, 'Apakah rakaat shalat ini memang ditambah?' Beliau balik bertanya, 'Mengapa demikian?' Orang-orang berkata, 'Anda telah melakukan shalat lima rakaat.' Maka beliau pun sujud dua kali setelah memberi salam itu" (HR. Jamaah).

3. Pada saat lupa melakukan tasyahud awal atau lupa mengerjakan salah satu sunnah-sunnah shalat. Dari Ibnu Buhainah, "Bahwa Nabi Saw. shalat, lalu setelah sampai dua rakaat, terus berdiri. Para makmum mengucapkan tasbih untuk mengingatkan, tapi beliau meneruskan shalatnya. Setelah selesai barulah beliau sujud dua kali kemudian memberi salam" (HR. Jamaah).

Hadits ini menjelaskan bahwa siapa yang lupa tasyahud pertama lalu ingat sebelum sempurna berdiri, maka hendaklah ia duduk kembali. Tapi bila sudah sempurna berdiri, maka ia tak perlu duduk kembali (meneruskan shalatnya) untuk kemudian melakukan sujud sahwi dua rakaat sebelum salam. Nabi Saw. bersabda, "Bila salah seorang di antaramu berdiri dari dua rakaat dan belum sempurna berdirinya, hendaklah ia duduk kembali dan jika telah sempurna berdirinya, maka janganlah ia duduk dan hendaklah ia sujud sahwi dua kali" (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Mughirah bin Syu'bah).

4. Pada saat raru-ragu dalam shalat. Abdurrahman bin Auf berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Jika salah seorang di antaramu ragu dalam shalatnya, hingga ia tidak tahu apakah baru satu rakaat ataukah dua rakaat, sebaiknya ia tetapkan satu rakaat saja. Jika ia tak tahu apakah dua rakaat atau sudah tiga rakaat, sebaiknya ia tetapkan dua rakaat. Dan jika ia tak tahu apakah sudah tiga rakaat atau sudah empat rakaat, sebaiknya ia tetapkan tiga rakaat, kemudian hendaklah ia sujud bila shalat telah selesai diwaktu masih duduk sebelum memberi salam, yaitu sujud sahwi sebanyak dua kali" (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Turmudzi). Wallahu a'lam bishshawwab.

Alhamdulillah, semoga artikel ini memberikan manfaat khusus buat penulis dan umumnya buat para pembaca sekalian

Wassalamu'alaikum Wr. Wb 
Share this post :

Post a Comment

PAPAN PENGUMUMAN

 
Support : dzulcyber.com | DownloadRPP | BerintaNanggroe
Copyright © 2015. AL-MU'AWANAH - All Rights Reserved
Admin by dzulcyber.com
Proudly powered by Blogger