Assalamu'alaikum
Wr. Wb
Ahlan Wasahlan
Semuanya, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan kepada kita semuanya dan
diberikan kelancaran dalam beraktivitas. Amiennn
Khalifah
Umar bin Khaththab
(23-33
Hijriah/634-644 Masehi)
Pada
hari-hari terakhir hidupnya, Khalifah Abu Bakar sibuk bertanya pada banyak
orang. "Bagaimana pendapatmu tentang Umar?" Hampir semua orang
menyebut Umar adalah seorang yang keras, namun jiwanya sangat baik. Setelah
itu, Abu Bakar minta Usman bin Affan untuk menuliskan wasiat bahwa penggantinya
kelak adalah Umar. Tampaknya Abu Bakar khawatir jika umat Islam akan berselisih
pendapat bila ia tak menuliskan wasiat itu.
Pada
tahun 13 Hijriah atau 634 Masehi, Abu Bakar wafat dan Umar menjadi khalifah.
Jika orang-orang menyebut Abu Bakar sebagai "Khalifatur- Rasul", kini
mereka memanggil Umar "Amirul Mukminin" (Pemimpin orang mukmin). Umar
masuk Islam sekitar tahun 6 Hijriah. Saat itu, ia berniat membunuh Muhammad
namun tersentuh hati ketika mendengar adiknya, Fatimah, melantunkan ayat Quran.
Selama
di Madinah, Umarlah --bersama Hamzah-yang paling ditakuti orang-orang Qurais.
Keduanya selalu siap berkelahi jika Rasul dihina. Saat hijrah, ia juga
satu-satunya sahabat Rasul yang pergi secara terang-terangan. Ia menantang
siapapun agar menyusulnya bila ingin "ibunya meratapi, istrinya jadi
janda, dan anaknya menangis kehilangan."
Kini
ia harus tampil menjadi pemimpin semua. Saat itu, pasukan Islam tengah
bertempur sengit di Yarmuk -wilayah perbatasan dengan Syria. Umar tidak
memberitakan kepada pasukannya bahwa Abu Bakar telah wafat dan ia yang sekarang
menjadi khalifah. Ia tidak ingin mengganggu konsentrasi pasukan yang tengah
melawan kerajaan Romawi itu.
Di
Yarmuk, keputusan Abu Bakar untuk mengambil markas di tempat itu dan kecerdikan
serta keberanian Khalid bin Walid membawa hasil. Muslim bermarkas di
bukit-bukit yang menjadi benteng alam, sedangkan Romawi terpaksa menempati
lembah di hadapannya. Puluhan ribu pasukan Romawi -baik yang pasukan Arab Syria
maupun yang didatangkan dari Yunani-tewas. Lalu terjadilah pertistiwa
mengesankan itu.
Panglima
Romawi, Gregorius Theodore -orang-orang Arab menyebutnya "Jirri Tudur"--
ingin menghindari jatuhnya banyak korban. Ia menantang Khalid untuk berduel.
Dalam pertempuran dua orang itu, tombak Gregorius patah terkena sabetan pedang
Khalid. Ia ganti mengambil pedang besar. Ketika berancang-ancang perang lagi,
Gregorius bertanya pada Khalid tentang motivasinya berperang serta tentang
Islam.
Mendengar
jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius
menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu belajar Islam sekilas, sempat menunaikan
salat dua rakaat, lalu bertempur di samping Khalid. Gregorius syahid di tangan
bekas pasukannya sendiri. Namun pasukan Islam mencatat kemenangan besar di
Yarmuk, meskipun sejumlah sahabat meninggal di sana. Di antaranya adalah
Juwariah, putri Abu Sofyan.
Umar
kemudian memecat Khalid, dan mengangkat Abu Ubaidah sebagai Panglima Besar
pengganti. Umar khawatir, umat Islam akan sangat mendewakan Khalid. Hal
demikian bertentangan prinsip Islam. Khalid ikhlas menerima keputusan itu.
"saya berjihad bukan karena Umar," katanya. Ia terus membantu Abu
Ubaidah di medan tempur. Kota Damaskus berhasil dikuasai. Dengan menggunakan
"tangga manusia", pasukan Khalid berhasil menembus benteng Aleppo.
Kaisar Heraklius dengan sedih terpaksa mundur ke Konstantinopel, meninggalkan
seluruh wilayah Syria yang telah lima abad dikuasai Romawi.
Penguasa
Yerusalem juga menyerah. Namun mereka hanya akan menyerahkan kota itu pada
pemimpin tertinggi Islam. Maka Umar pun berangkat ke Yerusalem. Ia menolak
dikawal pasukan. Jadilah pemandangan ganjil itu. Pemuka Yerusalem menyambut
dengan upacara kebesaran. Pasukan Islam juga tampil mentereng. Setelah
menaklukkan Syria, mereka kini hidup makmur. Lalu Umar dengan bajunya yang
sangat sederhana datang menunggang unta merah. Ia hanya disertai seorang
pembantu. Mereka membawa sendiri kantung makanan serta air.
Kesederhanaan
Umar itu mengundang simpati orang-orang non Muslim. Apalagi kaum Gereja Syria
dan Gereja Kopti-Mesir memang mengharap kedatangan Islam. Semasa kekuasaan
Romawi mereka tertindas, karena yang diakui kerajaan hanya Gereja Yunani. Maka,
Islam segera menyebar dengan cepat ke arah Memphis (Kairo), Iskandaria hingga
Tripoli, di bawah komando Amr bin Ash dan Zubair, menantu Abu Bakar.
Ke
wilayah Timur, pasukan Saad bin Abu Waqas juga merebut Ctesiphon -pusat
kerajaan Persia, pada 637 Masehi. Tiga putri raja dibawa ke Madinah, dan
dinikahkan dengan Muhammad anak Abu Bakar, Abdullah anak Umar, serta Hussein
anak Ali. Hussein dan istrinya itu melahirkan Zainal Ali Abidin -Imam besar
Syiah. Dengan demikian, Zainal mewarisi darah Nabi Muhammad, Ismail dan Ibrahim
dari ayah, serta darah raja-raja Persia dari ibu. Itu yang menjelaskan mengapa
warga Iran menganut aliran Syi'ah. Dari Persia, Islam kemudian menyebar ke
wilayah Asia Tengah, mulai Turkmenistan, Azerbaijan bahkan ke timur ke wilayah
Afghanistan sekarang.
Umar
wafat pada tahun 23 Hijriah atau 644 Masehi. Saat salat subuh, seorang asal
Parsi Firuz menikamnya dan mengamuk di masjid dengan pisau beracun. Enam orang
lainnya tewas, sebelum Firus sendiri juga tewas. Banyak dugaan mengenai alasan
pembunuhan tersebut. Yang pasti, ini adalah pembunuhan pertama seorng muslim
oleh muslim lainnya.
Umar
bukan saja seorang yang sederhana, tapi juga seorang yang berani berijtihad.
Yakni melakukan hal-hal yang tak dilakukan Rasul. Untuk pemerintah, ia
membentuk departemen-departemen. Ia tidak lagi membagikan harta pamoasan perang
buat pasukannya, melainkan menetapkan gaji buat mereka. Umar memulai penanggalan
Hijriah, dan melanjutkan pengumpulan catatan ayat Quran yang dirintis Abu
Bakar. Ia juga memerintahkan salat tarawih berjamaah.
Menurut
riwayat, suatu waktu Ali terpesona melihat lampu-lampu masjid menyala pada
malam hari di bulan Ramadhan. "Ya Allah, sinarilah makam Umar sebagaimana
masjid-masjid kami terang benderang karenanya," kata Ali.
Alhamdulillah,
semoga artikel ini memberikan manfaat khusus buat penulis dan umumnya buat para
pembaca sekalian
Post a Comment