Ingin Berlangganan

Selamat Datang!

Manusia, Akal dan Tanggungjawab Sosial

Assalamu'alaikum Wr. Wb 
Ahlan Wasahlan Semuanya, semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan kepada kita semuanya dan diberikan kelancaran dalam beraktivitas. Amiennn

Seorang cendikiawan muslim pernah mengatakan, "Dunia barat bisa maju ketika mereka melepaskan diri dari ikatan-ikatan agamanya, sementara umat Islam akan maju ketika mereka memegang teguh ajaran-ajaran agamanya."

Jika kita berbicara tentang pemberdayaan akal manusia melalui proses berfikir, maka akan muncul pertanyaan apakah ada tingkatan-tingkatan yang membedakan proses berfikir di antara manusia. Jawaban pertanyaan semacam ini merupakan sesuatu yang relatif sulit. Namun demikian menurut ilmu jiwa Islam ada beberapa unsur tingkatan perubahan yang mampu membentuk perbedaan proses berfikir seseorang diantaranya:

Pertama, kedalaman Iman. Kedalaman berfikir seseorang pertama kali dipengaruhi oleh tingkatan iman seseorang serta hubungannya dengan Allah swt. Kedalaman iman adalah permasalahan pribadai dan hanya Allah dan siempunya hati yang tahu. Setiap bertambah iman seseorang maka selama itu pula mudah baginya untuk mengetahui rahasia-rahasia Tuhan yang mendorongnya untuk lebih dekat denganNya. Dan semakin dangkal iman seseorang, selama itu pula lemah pola pikirnya dalam menembus rahasia-rahasia Allah swt.

Kedua, kekuatan konsentrasi pikiran. Unsur ini berhubungan erat dengan karakteristik dan keistimewaan kepribadiaan seseorang serta kemampuan fitrahnya dalam mengkonsentrasikan pikiran dengan tidak cepat merasa letih dan lemah. Kekuatan ini akan mendorong seseorang untuk berfikir lebih mendalam dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya.

Ketiga, keadaan emosioanal dan pikiran. Berpikir itu membutuhkan kesejukan, ketenangan jiwa dan kesehatan badan. Tanpa itu semua sulit bagi seseorang untuk bisa berpikir secara jernih. Kita tidak yakin, bahwa orang yang selalu dihinggapi rasa was-was dan rasa takut akan mempu melahirkan pokok-pokok pikiran yang bersih dan bisa mengayomi semua pihak.

Keemapat, unsur-unsur lingkungan. Perangkat keempat ini berhubungan erat dengan pengaruh lingkungan tempat dimana ia hidup, serta dengan tingkatan kesibukannya seseorang bergumul dengan problematika hidup. Seorang pemimpin yang hidup dan bermuamalah dengan masyarakat bawah yang sedang berusaha untuk bertahan hidup ditengah kerasnya himpitan ekonomi dia akan selalu mencari solusinya. Sebaliknya, bagaimana mungkin seorang pemimpin akan berfikir untuk mencarikan solusi dan memilki sense of crisis, jika ia jauh dari masyarakat? Dan bagaimana mungkin seseorang akan berpikir tentang pola hidup sederhana jika tidak merasakan dan bergumul dengan lingkungannya?

Dengan memperhatikan unsur-unsur ini, kita setidaknya bisa melihat tingkatan berfikir seseorang, serta mengukur kedalaman tanggungjawab sosialnya. Dari pemaparan di atas, setidaknya kita tahu peran sebagai manusia dengan akalnya. Yang akan diberdayakan untuk mengelolah, memelihara, dan menjaga amanat yang diberikanNya. Dengan akal kita mengetahui eksistensi diri kita. Dan dengan akal pula kita akan mampu membuka tabir-tabir ayat-ayatNya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan mengejar ketertinggalan.

Alhamdulillah, semoga artikel ini memberikan manfaat khusus buat penulis dan umumnya buat para pembaca sekalian

Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Share this post :

Post a Comment

PAPAN PENGUMUMAN

 
Support : dzulcyber.com | DownloadRPP | BerintaNanggroe
Copyright © 2015. AL-MU'AWANAH - All Rights Reserved
Admin by dzulcyber.com
Proudly powered by Blogger